Beberapa waktu yang lalu, di Jawa Timur
kembali merebak kasus penuduhan dukun santet, yang mengingatkan kita
pada peristiwa penganiayaan/pembunuhan tersangka dukun santet di
Banyuwangi periode 98-an.
Santet memang masih kontroversial. Banyak
masyarakat yang mempercayainya, tapi tidak sedikit pula yang
menganggapnya hal klenik yang tak masuk akal. Kita sampai pada
pertanyaan menarik : apakah santet masuk akal?
Bagi Penulis, santet masuk akal
(rasional). Menurut hipotetis Penulis, mekanisme santet memenuhi teori
dualisme cahaya/gelombang elektromagnetik. Cahaya atau gelombang
elektromagnetik memiliki sifat dualisme, sifat ganda, yakni sebagai
partikel dan gelombang. Cahaya misalnya diemisikan dan diabsoprsi dalam
bentuk kuanta atau foton. Foton adalah partikel jenis khusus yang tak
bermassa dan selalu bergerak dengan kecepatan cahaya. Namun ketika
partikel cahaya ini berpindah dan melalui ruang, cahaya tampak sebagai
medan listrik dan medan magnetik bergetar yang menunjukkan perilaku
gelombang. Sedangkan mekanisme transmisi santet bisa dianalogikan dengan
mekanisme transmisi pada telekomunikasi: ada pengirim, pesan yang
dikirim, media pengiriman dan penerima pesan. Pesan dari gelombang
santet adalah destruktif.
Tapi untuk memahami mekanisme santet,
kita masih membutuhkan satu teori lagi, yaitu teori tentang ruh (jiwa).
Sayangnya teori tentang ruh yang dipahami oleh manusia masih sangat
terbatas dan akan tetap menjadi suatu hal yang misterius sampai hari
kiamat**. Tapi setidaknya kita akan mengambil teori dasar ruh yang
dipahami umum oleh manusia, bahwa manusia itu terdiri dari jasad (badan)
dan ruh, sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi. Nah, santet
itu pada hakikatnya adalah menyerang ruang antara jasad dan ruh melalui
suatu gelombang energi. Ruang antara jasad dan ruh yang terserang
kiriman energi ini akan memberi efek pada jasad manusia. Sayangnya ilmu
kedokteran konvensional kesulitan membuktikan adanya serangan santet,
karena sudah berada di luar ranahnya.
Dengan memahami bahwa santet menyerang
ranah antara jasad dan ruh, maka kita akan sangat mudah untuk memahami
bagaimana cara penangkalan dan penyembuhannya. Ada dua macam cara
penangkalan santet : (1) cara Mekanika Gelombang dan (2) cara Spiritual.
Sedangkan cara spiritual itu sendiri masih bisa dibagi menjadi 2 macam
lagi, yaitu Spiritual Humanis dan Spiritual Religius. Apa bedanya?
(1) Cara Mekanika Gelombang
Cara ini menangkal santet dengan
menggunakan teori mekanika gelombang. Bahwa gelombang energi santet
harus ditangkal dengan membuat gelombang energi yang bersifat destruktif
atau menahan gelombang santet yang datang tersebut. Penulis pernah
mendengar sudah ada insinyur yang membuat alat penangkal santet. Penulis
menduga bahwa penemu itu menggunakan teori mekanika gelombang ini. Yang
menjadi layak untuk diacungi jempol adalah bagaimana insinyur tersebut
meneliti karakteristik gelombang energi santet! Sebab di situlah
terletak kunci untuk memahami penangkalannya.
(2) Cara Spiritual Humanis
Menangkal santet dengan cara ini
menggunakan teori kejiwaan. Bahwa jiwa yang kuat mampu menahan gangguan
eksternal. Meski kekuatan jiwa tidak bisa diukur namun ia mampu dilihat
dari ketenangan jiwa, semakin tenang kejiwaan seseorang, semakin kuat
kejiwaannya. Orang yang jiwanya kuat tidak bisa dipengaruhi oleh
gangguan eksternal. Lantas bagaimana menguatkan kejiwaan seseorang?
Kekuatan jiwa seseorang tidak bisa diperoleh begitu saja, ia diperoleh
melalui proses yang panjang, yang dilatih dari sikap penghargaan
terhadap hidup serta terhadap kehidupan sekelilingnya. Kekuatan
spiritual ini relatif dekat bahkan sangat dekat dengan kekuatan
spiritual religius. Semakin kuat religiusitas seseorang maka semakin
kuat kejiwaannya.
(3) Cara Spiritual Religius
Cara ini sesuai dengan namanya memang
bersadarkan prinsip religius. Bahwa jiwa/ruh itu dikuasai oleh Tuhan.
Bahwa Tuhan maha mengetahui dan menguasai segala apa yang ada di
semesta. Analogi sederhananya seperti ini. Jika Anda sedang berjalan dan
diganggu oleh seekor anjing, apa yang akan Anda lakukan? Jika anda
melawan anjing dengan mengambil batu atau pemukul, berarti anda memakai
cara mekanika gelombang. Jika Anda malah berjongkok dihadapan anjing
tersebut dan bersikap seolah-olah menggonggong anjing untuk
menakut-nakutinya, berarti Anda memilih cara Spiritual Humanis. Tapi
jika Anda memanggil pemilik anjing tersebut, agar ia menjinakan
anjingnya, berarti Anda memilih cara spiritual religius. Dan memang cara
ketiga inilah cara yang paling mudah dan sederhana, tapi yang paling
ampuh!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar